Bisnis Model Canvas: Modal Awal untuk Memulai Bisnis Baru
Kamu mau memulai bisnis baru? Kebanyakan orang setuju, sebelum memulai bisnis pasti perlu membuat rencana yang matang. Tanpa ada rencana bisnis, tampaknya sulit mendapatkan sumber modal usaha, baik dari investor atau perbankan.
Tetapi sayangnya, hal ini tidak bisa diterapkan ke semua jenis usaha. Terlebih lagi, bagi perusahaan rintisan yang masih baru berdiri. Rencana bisnis justru menghambat pengembangan usaha karena masih belum ada riwayat penjualan atau feedback dari pelanggan sama sekali.
Nah, maka dari itu, di sinilah peran dari bisnis model canvas. Sebagai modal awal memulai bisnis baru, bisnis model canvas adalah metode yang lebih cocok bagi pebisnis pemula. Sebab, bisnis model canvas dapat merepresentasikan bagaimana pemilik bisnis memahami betul lini bisnisnya.
Apa itu bisnis model canvas?
Bisnis model canvas pertama kali dikembangkan oleh Alexander Osterwalder, seorang ahli teori bisnis dan pengusaha kelahiran Swiss, dan Dr. Yves Pigneur, seorang ilmuwan komputer Belgia. Mereka merancang model untuk membantu mengembangkan model bisnis baru atau untuk mendokumentasikan dan menganalisis model bisnis yang sudah eksis.
Alat visual ini bisa membantu memahami, menganalisis, serta berkreasi dengan model bisnis secara terstruktur dan efektif. Model canvas memberikan pandangan menyeluruh tentang bisnis sambil berfokus ke elemen paling penting.
Kalau berhasil memakai model canvas, perusahaan bisa mengetahui apa saja nilai unik yang ditawarkan di setiap produk/jasa, bagaimana perusahaanmu bisa menghasilkan uang, serta bagaimana perilaku pelanggan potensial.
Apa saja yang termasuk bisnis model canvas?
Bisnis model canvas ideal bagi pebisnis pemula. Metode ini fokus pada ide bisnis dan terdapat 9 komponen penting yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder.
Berikut sembilan komponen model canvas yang dikenal dengan istilah “building blocks” untuk membantu mengawali bisnis barumu dan menghasilkan pendapatan.
1. Key partners/mitra utama
Biasanya, poin ini adalah supplier atau mitra bisnis lainnya yang membantu startup kamu menjaga kepuasan pelanggan. Membangun key partners sangat penting di awal merintis usaha karena mereka yang akan membantu usahamu tetap konsisten melayani pelanggan.
2. Key activities/aktivitas utama
Apa tindakan terpenting yang perlu diambil untuk menjaga kualitas produk dan keunikan produkmu? Bagaimana cara memperkuat hubungan dengan konsumen? Bagaimana memaksimalkan aliran pendapatan?
Nah, pada poin ini, ada kegiatan tertentu yang perlu dilakukan perusahaan agar model bisnis tetap berjalan efektif. Tapi, kamu juga masih bisa menguji dan menganalisis hasilnya. Bahkan, bila perlu kamu masih bisa menambah atau menghapus beberapa kegiatan yang bisa berdampak bagi aliran pendapatan usaha.
3. Key resources/sumber daya utama
Selanjutnya, pikirkan sumber daya apa yang dibutuhkan bisnismu agar tetap beroperasi? Atau, apa yang dibutuhkan bisnismu untuk meningkatkan nilai di mata pelanggan?
Sumber daya di sini, bisa meliputi tenaga kerja, modal usaha, intelektual, peralatan/mesin, dan lainnya. Sumber daya adalah hal-hal yang memberikan bisnismu “bahan bakar” agar sampai ke tujuannya.
4. Unique value proposition/proposisi nilai unik
Dalam poin ini, perlu dipikirkan mengenai nilai produk atau jasa yang diberikan ke konsumen. Kenapa produk atau jasa bisnismu lebih bagus ketimbang pesaing? Apa keunikan atau nilai lebihnya? Apa solusi yang bisa diberikan bisnis bagi pelanggan, dan tidak dimiliki pesaing?
Nah, pesan yang jelas dan menarik dari proposisi bisa menciptakan pembeda bisnis. Sehingga, bisnismu tampil lebih menonjol di mata pelanggan.
5. Customer relationship/hubungan pelanggan
Saat memulai bisnis baru, kamu perlu memikirkan hubungan seperti apa yang ingin dibangun dengan segmentasi pelangganmu? Organisasi bisnis perlu menentukan jenis hubungan yang akan dibina dengan pelanggan dan memastikan berjalan baik. Baik itu, pelanggan potensial, pelanggan baru, maupun pelanggan lama yang loyal.
6. Channels distribution/saluran distribusi
Metode saluran distribusi apa yang akan dipakai bisnismu dalam pengiriman produk atau jasa? Pertimbangkan hal ini dengan baik. Sebab, pengiriman produk atau layanan memegang kunci penting bisnis.
Apakah melalui saluran online seperti marketplace, media sosial, website, atau aplikasi? Atau, mau dikirimkan secara fisik melalui jasa kurir atau pos? Kamu bisa memilih salah satu atau lebih saluran distribusi berdasarkan kebutuhan pelanggan.
7. Customer segments/segmen pelanggan
Pada poin ini, muncul pertanyaan apa grup atau kelompok pelanggan yang akan dilayani bisnismu? Kenali dulu persona pelanggan yang mampu memberikan nilai bagi bisnis.
Misalnya, buat dulu urutan prioritas siapa calon pelanggan potensial dan bagaimana produk atau jasa bisnismu dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dari sini, kamu bisa lebih mudah menentukan segmentasi pelanggan.
8. Cost structure/struktur biaya
Berapa biaya untuk memulai bisnis serta tetap mempertahankan kelangsungan bisnismu? Sumber daya dan aktivitas mana yang paling mahal?
Sangat penting untuk mengidentifikasi dan memahami biaya tetap dan biaya variabel startup. Kalau kamu bisa menganalisis risiko atau dampak dari biaya-biaya ini, kamu bisa lebih mudah mengevaluasi kondisi keuangan dan mengambil keputusan bisnis dengan bijak.
9. Revenue streams/aliran pendapatan
Coba teliti kembali, bagaimana kamu akan menentukan harga produk atau jasa? Apakah ada aliran pendapatan potensial lainnya? Apa strategimu agar bisnis dapat menghasilkan uang?
Di sinilah, poin penting untuk dipikirkan. Misalnya, apakah kamu menjual model bisnis berlangganan periodik (bulanan/tahunan), atau memasang tarif jasa berdasarkan penggunaan konsumen, dll.
Bagaimana cara menerapkan bisnis model canvas?

Mulailah dengan memetakan bisnis pada tingkat yang sangat tinggi. Sertakan, informasi yang paling penting. Kemudian, hubungkan sembilan blok atau nine building blocks di atas. Setiap proposisi nilai harus memiliki segmen pelanggan dan aliran pendapatan.
Kemudian, coba jalankan bisnis model canvas yang sudah kamu rancang tadi. Dalam proses praktik atau eksekusinya, apabila ada opsi atau pilihan baru, kaji ulang lagi bisnis model canvas sebelumnya hingga tercapai strategi bisnis yang maksimal.
Pada dasarnya, bisnis model canvas sangat efektif karena memungkinkan tim startup untuk melihat bagaimana building blocks saling terkait dan bisa dimodifikasi untuk meningkatkan efisiensi.
Bagi pebisnis pemula, template bisnis model canvas akan berguna tidak hanya di tahap awal memulai usaha. Melainkan, juga pada saat usaha sudah berjalan dan berkembang.

Perlu dipahami, dalam mengawali bisnis baru, tentunya pengelolaan keuangan juga menjadi salah satu kunci penting keberhasilan. Aliran kas masuk dan keluar perlu dicatat secara rapi, sistematis, dan minim kesalahan. Bila hanya mengandalkan pencatatan transaksi manual di buku kas, kemungkinan risiko kesalahan sangat besar. Bahkan, berisiko buku hilang atau tercecer.
Yuk, tingkatkan sistem manajemen keuangan bisnismu bersama Software Akuntansi Online dari Nesto. Nesto hadir didukung fitur dan modul accounting lengkap dan real time. Mulai dari laporan dan perhitungan pajak, pencatatan transaksi, smart invoicing, hingga pembuatan laporan keuangan otomatis.
Jangan tunda lagi, nikmati FREE Trial 3 bulan Nesto, daftar melalui tautan ini. Melacak dan mengelola keuangan bisnis jadi semudah sekali sentuhan jari. Follow juga Instagram @nesto.id untuk detail fitur-fitur lainnya.