Ketahui Perbedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar dalam Akuntansi Bisnis

Di berbagai industri, memahami tentang aset lancar dan tidak lancar akan sangat penting. Bagi bisnis, aset adalah sumber daya yang menjadi nyawa usaha. 

Dengan jenis aset yang dimiliki, perusahaan bisa menjalankan operasional bisnis dan punya modal cukup ketika butuh dana tambahan. Setiap bisnis mempunyai aset yang berbeda, bergantung pada apa yang dilakukan bisnis tersebut.

Ada banyak jenis aset bisnis. Mulai dari uang tunai, persediaan barang, peralatan canggih, bangunan, dan sumber daya manusia. Nah, apa bedanya aset lancar dan tidak lancar? Mari kita ungkap jawabannya berikut, yuk!

Perbedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar

Aset tidak lancar 

Secara umum, ada perbedaan utama antara aset yang lancar dan tidak lancar, yaitu dilihat dari segi masa pemakaian. 

Aset tidak lancar dikenal juga sebagai aset tetap. Dengan kata lain, aset tetap adalah aset yang dimiliki perusahaan selama lebih dari setahun. Biasanya, dipakai untuk mendapatkan sumber pendapatan dalam jangka panjang. 

Selain itu, aset tidak lancar memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Meski menguntungkan perusahaan dalam waktu yang lama, namun tidak bisa diubah menjadi uang tunai dalam waktu cepat. 

Aset lancar 

Sementara itu, aset lancar adalah item yang dipakai perusahaan dalam operasionalnya sehari-hari dan dimiliki selama kurang dari setahun. Perusahaan memakai aset tipe lancar ini untuk menghasilkan arus kas bisnis dan bisa dilikuidasi dengan cepat untuk membiayai operasional yang berlangsung atau menutupi pengeluaran bisnis. 

1. Valuasi

Kamu bisa menilai aset tak lancar dengan mengurangkan akumulasi penyusutan dari harga belinya. Sedangkan, aset lancar atau current assets memiliki nilai pasar yang berlaku atau bisa dijual pada saat itu. 

2. Perpajakan

Dari segi perpajakan, aset tak lancar dikenai pajak sebagai modal ketika kamu menjualnya. Biasanya, kamu perlu membayar pajak capital gain yang dikenakan bagi investor. 

Tapi, kalau aset lancar dikenai pajak sebagai penghasilan ketika kamu menjualnya. Khususnya, pajak penghasilan usaha. 

3. Depresiasi

Aset tidak lancar akan terdepresiasi dari waktu ke waktu dan nilainya berkurang secara bertahap di laporan neraca. Sedangkan, aset lancar tidak terdepresiasi tetapi nilai pasarnya dapat naik dan turun.

Contoh-Contoh Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar dapat berupa “berwujud” dan “tidak berwujud”. Aset tidak lancar berwujud adalah properti fisik, pabrik, dan peralatan yang dimiliki bisnis. Contohnya: Bangunan, tanah, mesin, kendaraan, peralatan komputer, peralatan mesin, dll. 

Sedangkan, aset tidak lancar yang tidak berwujud adalah segala sesuatu yang dimiliki bisnis tanpa memiliki bentuk fisik. Contoh: Merek dagang, hak paten, investasi jangka panjang, daftar pelanggan, dll. Bahkan, lisensi dan legalitas usaha masuk dalam kategori aset tidak lancar tidak berwujud.

Contoh-Contoh Aset Lancar

Aset yang lancar dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok, yaitu “likuid” dan “paling likuid”. Bisnis dapat mengubah aset lancar yang likuid menjadi uang tunai dalam jangka waktu 90 hari hingga satu tahun. Contohnya meliputi:

  • Persediaan barang
  • Biaya dibayar di muka
  • Piutang usaha (lebih dari 90 hari)
  • Investasi jangka pendek

Aset yang bisa diubah menjadi uang tunai dalam waktu kurang dari 90 hari dikenal sebagai aset lancar yang lebih likuid. Contohnya adalah:

  • Kas
  • Deposito bank
  • Piutang usaha (dalam 90 hari)

Aset paling likuid dalam bisnis adalah uang tunai di tangan. Atau, uang tabungan yang bisa ditarik kapan saja.

Mengapa Mengelola Aset Bisnis Penting?

Manajemen aset adalah proses pengelolaan aset untuk memaksimalkan keuntungan usaha. Mengelola aset tidak lancar dan aset yang lancar, seperti kendaraan, peralatan, inventaris, dan investasi dengan baik, akan memberikan reputasi yang bagus di mata investor, bank, maupun pelanggan. 

Kenapa, sih, UMKM Harus Mengelola Aset Lancar dan Tak Lancar? Inilah Beberapa Alasannya: 

1. Memudahkan pelacakan aset

Mengelola aset memudahkan bisnis untuk melacak aset lancar dan tak lancar. Ada di mana asetnya? Berapa nilainya? Apakah butuh pemeliharaan? Dll. 

2. Mengidentifikasi dan mengelola risiko

Mengenali risiko yang muncul dari penggunaan aset adalah bagian penting dari proses manajemen aset. Dengan begitu, kamu bisa melindungi dan mengatasi kendala di masa depan. 

3. Menghindari kecurangan di bagian persediaan barang 

Sangat penting mencatat aset yang hilang, rusak, atau dicuri dalam pembukuan. Sehingga, kamu bisa membuat keputusan berikutnya yang lebih tepat. 

4. Menghindari kerugian bisnis 

Kalau ada aset yang hilang atau dicuri akibat kecurangan karyawan maupun pelanggan, makan akan terdeteksi dengan mudah dengan manajemen aset. Meskipun aset tak lancar secara fisik berukuran besar, seperti kendaraan dan mesin pabrik sulit dipindahkan atau dicuri begitu saja. Tapi, peralatan dan aset lancar seperti uang tunai dan stok barang masih bisa dicuri. 

Karena itu, manajemen aset sangat penting untuk mendeteksi kapan barang hilang dan mencegah kerugian bisnis sedari awal.

5. Meningkatkan akurasi laporan keuangan

Aset yang selalu dipantau dan diperiksa secara teratur memudahkan perusahaan dalam memprediksi nilai ekonomisnya. Selain itu, hal ini juga membantu dalam pencatatan tingkat depresiasi dan amortisasi yang lebih akurat dalam laporan keuangan.

Bagaimana Software Akuntansi Online Dapat Membantu Manajemen Aset Bisnis?

Zaman sekarang, pebisnis ingin serba praktis dan mudah. Karena itu, software akuntansi online adalah cara paling ideal untuk mengelola semua aset bisnis dalam satu platform!

Software akuntansi online dari Nesto dirancang untuk mengotomasi pencatatan transaksi dan pengumpulan data keuangan secara akurat, cepat, dan mudah dipahami. Termasuk rekapan laporan keuangan, pengembalian investasi, kepatuhan pajak, serta memantau produktivitas usaha.

Mau tahu lebih banyak tentang fitur software akuntansi Nesto? Mulai uji coba GRATIS 3 bulan, klik di sini. Nesto juga memberikan info terupdate melalui Instagram @nesto.id, follow dan like sekarang, ya!

Leave a Comment